Rabu, 25 Maret 2009

PUBLIC HEALTH FACULTY
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SEMARANG
2008

ABSTRACT


Hartomo* . Ratih Sari Wardani**. Sayono**
INFLUENCE OF VARIOUS MEDIA TYPE TO LAY EGGS (OVISTRIP) TO AMOUNT OF SNARED AEDES AEGYPTI EGG IN HOUSE ENVIRONMENT
(xiii + 45 pages + 7 tables + 9 pictures + 4 appendices)

Background : Dengue disease is contagious dengue virus infection disease by Aedes type mosquito. Way to decrease spreading of dengue disease is controlling vector. Ovitrap is effective appliance as Aedes surveilans medium which directly determine attendance of grafid female mosquito, this is proven by efficacy of research at countries in the world. Ovitrap is made from black can given water ¾ and then attached egg snare in it in the form of bamboo or wood (padel) or paper tape filter (newspaper paper) circle in reservoir which half part is under water (ovistrip). By seeing Ae. aegypti mosquito habit, often alight on secondhand tire and hanging clothes so the materials type are used in this research as Ae aegypti mosquito egg trap. (ovistrip).
Objective : Objective of this research is to know influence of various different media type to lay eggs (ovistrip) to amount of snared Aedes egg.
Method : This research type is Quasi Experiment with device research post test only with control group design. Subject in this research is all snared Ae aegypti mosquito eggs at media to lay eggs (ovistrip) in ovitrap. Independent variable in this research is various ovistrip materials type. Dependent variable is the amount of snared aedes egg. Controlled variable is time, illumination, temperature, ovitrap position, water temperature, water pH, water type. For the normalitas data test used Kolmogorov Smirnov test, data have normal distribution (p>0,05), from variant test data is not homogeneous (p<0,05) so we used Kruskal-Wallis test.
Result : Result of research obtained 17.546 Aedes aegypti egg divided based on ovistrip materials from red tetron are 6.145, wheat sack are 5211, filter paper (control group) are 4134 and red tire rubber are 2056. The average Aedes aegypti snared egg based on various ovistrip materials type is 1024,17 at red cloth, 868,50 at wheat sack, 689,00 at filter paper, 342,67 at red tire rubber, statistical test obtain result there is influence between various media type to lay eggs (ovistrip) with amount of Ae Aegypti snared egg with p = 0,001.
Conclusion : There is influence between various media type to lay eggs (ovistrip) with amount of Ae aegypti snared egg in house environment.


Keyword : Ae. Aegypti egg, Ovitrap, Ovistrip material.
Bibliography : 27, 1966-2008.












* Student of Public Health Faculty University of Muhammadiyah Semarang
** Lecturer of Public Health Faculty University of Muhammadiyah Semarang
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2008

ABSTRAK


Hartomo*. Ratih Sari Wardani**. Sayono**
PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN MEDIA UNTUK BERTELUR (OVISTRIP) TERHADAP JUMLAH TELUR AEDES AEGYPTI YANG TERPERANGKAP DI LINGKUNGAN RUMAH
( xiii + 45 halaman + 7 tabel + 9 gambar + 4 lampiran )

Latar belakang : Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk jenis Aedes. Cara mengurangi penyebaran penyakit demam berdarah adalah mengendalikan vektor. Ovitrap adalah alat yang efektif sebagai sarana surveilans Aedes yang secara langsung menentukan kehadiran nyamuk betina grafid, hal ini terbukti dengan keberhasilan penelitian pada beberapa Negara di dunia. Ovitrap terbuat dari kaleng warna hitam yang diberi air ¾ dan kemudian dipasang di dalamnya perangkap telur berupa kayu atau bambu (padel) dan atau pita kertas saring (kertas koran) dipasang melingkar dalam tampungan yang sebagian atau separuhnya terendam air (ovistrip). Dalam penelitian ini dengan melihat kebiasaan nyamuk Ae. aegypti yang sering hinggap pada ban bekas dan pakaian yang bergelantungan maka jenis bahan tersebut dipakai dalam penelitian ini sebagai perangkap telur nyamuk Ae. aegypti (ovistrip).
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) yang berbeda terhadap jumlah telur Aedes yang terperangkap.
Metode : Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan penelitian post test only with control group design. Subyek dalam penelitian ini adalah semua telur nyamuk Ae. aegypti yang terperangkap pada media untuk bertelur (ovistrip) dalam ovitrap. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berbagai jenis bahan ovistrip. Variabel terikatnya adalah jumlah telur aedes yang terperangkap. Variabel terkendalinya adalah waktu, pencahayaan, kelembaban udara, letak ovitrap, suhu air, pH air, jenis air. Untuk uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, data berdistribusi normal (p>0,05), dari uji varian data tidak homogen (p<0,05) maka menggunakan Kruskal-Wallis Test.
Hasil : Hasil penelitian diperoleh 17.546 butir telur Aedes aegypti terbagi menurut bahan ovistrip dari kain tetron warna merah sebanyak 6.145 butir, kain kantong terigu sebanyak 5211 butir, kertas saring (kelompok kontrol) sebanyak 4134 butir dan karet ban warna merah sebanyak 2056 butir. Rerata telur nyamuk Aedes aegypti yang terperangkap menurut berbagai jenis bahan ovistrip adalah 1024,17 butir pada kain warna merah, 868,50 butir pada kain kantong terigu, 689,00 pada kertas saring, 342,67 pada karet ban warna merah, uji statistik memperoleh hasil ada pengaruh berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) terhadap jumlah telur Ae. Aegypti yang terperangkap dengan p = 0,001.
Kesimpulan : Ada pengaruh berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) terhadap jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap di lingkungan rumah.


Kata kunci :Telur Ae. aegypti, Ovitrap, Jenis bahan Ovistrip.
Kepustakaan : 27, 1966-2008.





* Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
** Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
PENDAHULUAN
Di ketahui bahwa nyamuk Aedes Aegypti seperti jenis nyamuk lainnya, suka bertelur pada tempat-tempat penampungan air yang berwarna gelap (hitam), selalu lembab dan sejuk didalamnya, terutama yang berada didalam rumah. Nyamuk betina lebih memilih waktu senja atau sore hari bertelur pada tempat-tempat penampungan air yang dipilihnya. Telur-telur tersebut tetap menempel pada dinding tampungan air dan proses embrionisasi didalamnya berlangsung terus, sampai suatu hari (hari keempat atau lebih) telur akan segera menetas.(1)
Melihat sifat dari nyamuk Aedes Aegypti yang suka akan tipe penampungan air seperti diatas, kesukaan akan warna gelap, maka kita dapat merekayasa tempat penampungan air yang menarik nyamuk Aedes Aegypti untuk bertelur didalamnya, dan jadilah sebuah perangkap telur yang dinamakan ovitrap. Ovitrap (perangkap telur) adalah suatu cara sederhana untuk menarik nyamuk Aedes Aegypti bertelur pada tempat penampungan air yang kita rekayasa. Ovitrap sangatlah sederhana, mudah dilakukan dan dapat diterapkan dimana saja dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti halnya pengasapan (foggingisasi).(2)
Sebagai pelengkap perangkap telur, dibuat potongan pita kertas saring (kertas koran) yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran perangkap yang dinamakan Ovistrip. Pita kertas saring / kertas koran (ovistrip) dipasang melingkar dalam tampungan yang sebagian atau separuhnya terendam air. Pita kertas ini bermanfaat untuk menempelkan telur, sehingga memudahkan untuk dilakukan pengamatan. (2)
Media bertelur Aedes pada ovitrap sangat bervariasi, antara lain: pedel dari kayu atau bambu, ovistrip dari kertas saring yang kasar. Kedua media tersebut dalam penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan.(3)
Melihat kebiasaan hidup nyamuk Ae. Aegypti yang sering hinggap pada ban bekas ataupun pakaian yang bergelantungan, dan karena ovistrip standar menurut WHO adalah kertas saring warna merah yang sulit ditemukan di Indonesia, untuk itu jika kertas saring merah diganti dengan bahan lain yaitu kain tetron warna merah, bahan media tempat bertelur mana yang paling menarik atau diminati.(3)
Berdasarkan hal di atas maka perlu melakukan penelitian tentang ovistrip, apakah ada pengaruh berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) terhadap jumlah telur Ae. Aegypti yang terperangkap.
Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) yang berbeda terhadap jumlah telur Ae. Aegypti yang terperangkap.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : Instansi terkait (Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota khususnya pelaksana program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD) tentang produktifitas ovitrap yang paling disukai oleh nyamuk Ae. Aegypti. Membantu masyarakat dalam usaha pengendalian vektor penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Ae. Aegypti.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperiment dengan desain penelitian post test only with control group design.(4) Subyek dalam penelitian ini adalah semua telur nyamuk Ae. aegypti yang terperangkap pada media bertelur (ovistrip) dalam ovitrap. Banyaknya perlakuan dalam penelitian adalah 3 macam perlakuan yang berupa 3 macam bahan ovistrip yang terdiri dari karet ban warna merah, kain kantong terigu dan kain tetron warna merah. Ulangan yang dilakukan pada masing – masing perlakuan adalah 6 kali ulangan. Sedangkan jumlah titik yang akan dipasang ovitrap sebanyak 18 titik ditambah kontrol 6 sama dengan 24 ovitrap. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu berbagai jenis bahan ovistrip sebagai media tempat untuk bertelur nyamuk Ae. aegypti, variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip di dalam ovitrap dan variabel terkendali dalam penelitian ini adalah : a). Waktu ; b). Pencahayaan ; c). Kelembaban udara ; d). Letak Ovitrap ; e). Suhu air ; f). pH air ; g). Jenis air.
Analisa data meliputi analisa univariat dan bivariat.(5) Analisa univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sedangkan analisa bivariat untuk Untuk mengetahui apakah ada pengaruh berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) terhadap jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap, menggunakan uji dengan Kruskal Wallis karena data berdistribusi normal tetapi tidak homogen, dengan uji ini dapat dilihat perbedaan hasil antara masing- masing bahan dengan melihat Post Hoc test.(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Penelitian tentang tempat media bertelur (ovistrip) dengan membuat sangkar nyamuk Ae. aegypti adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai bahan jenis bahan ovistrip terhadap jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap, dilaksanakan di dalam rumah yaitu di dalam ruangan yang telah diatur sesuai dengan tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti. Penelitian ini memerlukan nyamuk betina dewasa grafid yang sudah kenyang dengan darah yang siap bertelur dengan jumlah 480 ekor, kemudian nyamuk tersebut di tempatkan pada tiap sangkar penelitian sebanyak 80 ekor. Pelaksanaan pemasangan ovitrap yang dilengkapi dengan media penangkap telur (ovistrip) dengan berbagai jenis bahan yang berbeda ini dilaksanakan selama kurang lebih satu minggu yaitu tanggal 16 September – 23 September 2008. Pemasangan ovitrap di lakukan pada 6 sangkar penelitian dengan karakteristik sangkar yang sama, yaitu sangkar yang mempunyai suhu, kelembaban, kepadatan hunian dan komposisi pada masing-masing ovitrap yang sama.
Sangkar penelitian tersebut berukuran panjang 1m, lebar 1m, dengan ketinggian 1m. Komposisi ovitrap adalah terdiri dari kaleng berwarna hitam dengan air dalam kemasan yang mempunyai jenis, suhu dan pH atau tingkat keasaman yang sama yaitu pH 7 dan Suhu ± 30ºC, sesuai dengan beberapa sumber pH dan suhu media untuk kehidupan nyamuk Ae. aegypti dewasa yaitu 25ºC - 32ºC dan pH 5,8 – 8,6, jadi pH dan suhu media tidak berpengaruh terhadap nyamuk Ae. aegypti betina dewasa untuk bertelur.(7) Hal ini dilakukan untuk memperkecil variabel pengganggu yang akan mengacaukan penelitian. Peletakan ovitrap dengan masing-masing jenis ovistrip pada sangkar penelitian diletakkan pada tiap sudut sangkar, dengan posisi yang sama terhadap sangkar penelitian, yaitu 4 macam ovitrap yang terdiri dari satu ovitrap dengan ovistrip dari karet ban warna merah, ovitrap dengan ovistrip dari kain kantong terigu, ovitrap dengan ovistrip dari kain tetron warna merah dan ovitrap dengan ovistrip dari kertas saring sebagai kontrol. Ovitrap diamati dan diperiksa, setiap satu hari dikontrol volume airnya, karena waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari nyamuk betina dewasa(8), 4 hari kemudian ovitrap diambil dan diperiksa jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap. Penelitian dilanjutkan dengan penghitungan jumlah telur pada setiap jenis bahan ovistrip dengan kaca pembesar.

Hasil pemeriksaan jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap terhadap berbagai jenis bahan media tempat untuk bertelur (ovistrip) pada tiap pengulangan.
Tabel 1. Telur Ae. aegypti yang terperangkap pada berbagai jenis bahan ovistrip pada tiap pengulangan (replikasi).

Keterangan :
OKB = Ovistrip Karet Ban Warna Merah OKM = Ovistrip Kain Tetron Warna Merah
OKT = Ovistrip Kain Kantong Terigu OKS = Ovistrip Kertas Saring

Tabel 1. hasil pemeriksaan telur nyamuk Ae. aegypti menunjukkan bahwa pengulangan pertama telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip adalah kain tetron warna merah 975 butir, kertas saring 735 butir, kain kantong terigu 625 butir dan karet ban warna merah 280 butir. Pengulangan kedua telur Ae. Aegypti yang terperangkap pada ovistrip adalah kain tetron warna merah 980 butir, kertas saring 886 butir, kain kantong terigu 715 butir dan karet ban warna merah 314 butir. Pengulangan ketiga telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip adalah kain tetron warna merah 1030 butir, kain kantong terigu 730 butir, karet ban warna merah 474 butir dan kertas saring 335 butir. Pengulangan keempat telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip adalah kain tetron warna merah 1057 butir, kain kantong terigu 868 butir, kertas saring 422 butir dan karet ban warna merah 397 butir. Pengulangan kelima telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip adalah kain kantong terigu 1190 butir, kain tetron warna merah 1045 butir, kertas saring 859 butir dan karet ban warna merah 310 butir. Pengulangan keenam telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip adalah kain kantong terigu 1083 butir, kain tetron warna merah 1058 butir, kertas saring 897 butir dan karet ban warna merah 281 butir.

Analisis jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap.
Tabel 2. Analisis jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap selama penelitian
Jenis ovistrip Min Maks Rerata Jumlah Std. Deviasi
Karet ban warna merah 280 474 342,67 2056 77,226
Kain kantong terigu 625 1190 868,50 5211 224,236
Kain tetron warna merah 975 1058 1024,17 6145 37,573
Kertas saring (kontrol) 335 897 689,00 4134 248,875
Total semua bahan 280 1190 731,08 17546 305,208

Dari tabel 2 dapat diketahui secara keseluruhan jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap berkisar antara 280 butir sampai 1190 butir, dengan total 17.546 butir telur, rata-rata 731,08 butir dan standar deviasi 305,208 butir.
Berdasarkan berbagai jenis bahan ovistrip dalam menangkap telur Ae. aegypti yang paling banyak adalah bahan dari kain tetron warna merah 6145 butir dengan rerata 1024,17 butir dan standar deviasi 37,573 butir, kedua dari bahan kain kantong terigu 5211 butir dengan rerata 868,50 butir dan standar deviasi 224,236 butir, ketiga dari bahan dari kertas saring 4134 butir dengan rerata 689,00 butir dan standar deviasi 248,875 butir, dan bahan dari karet ban warna merah 2056 butir dengan rerata 689,00 butir dan standar deviasi 248,875 butir. Untuk lebih lengkapnya jumlah telur yang terperangkap dengan berbagai jenis bahan media untuk bertelur nyamuk (ovistrip) dapat dilihat dalam gambar grafik di bawah ini :









Gambar 4.1 Grafik jumlah telur dengan berbagai bahan Ovistrip.
Analisis Data
Hasil uji analisis bivariat untuk melihat pengaruh jumlah telur nyamuk yang terperangkap terhadap berbagai jenis bahan media tempat untuk bertelur (ovistrip), menggunakan uji kenormalan dengan Kolmogorov-Smirnov diketahui p>0,05 berarti data berdistribusi normal. Tetapi data tidak homogen, hal ini diketahui bahwa varian antara berbagai jenis bahan dengan p=0,002 (p<0,05) untuk itu menggunakan uji Kruskal Wallis, Dari hasil analisis di dapat nilai p = 0,001 berarti <0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan jumlah telur yang terperangkap dengan berbagai jenis bahan ovistrip. Analisis lebih lanjut menggunakan Post Hoc test pada Tabel 3.
Tabel 4.3. Perbedaan Rerata Jumlah Telur Terperangkap Berdasarkan Jenis Ovistrip.













Rerata telur Ae. aegypti yang terperangkap pada jenis ovistrip dari karet ban warna merah berbeda secara signifikan dengan rerata ovistrip pada kain kantong terigu (p<0,05 dan 95% interval kepercayaan = - 893,73 - [-157,94]), rerata telur Ae. aegypti yang terperangkap pada jenis ovistrip dari karet ban warna merah berbeda secara signifikan dengan rerata ovistrip pada kain tetron merah (p<0,05 dan 95% interval kepercayaan = - 806,92 - [-556,08]), dan tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah telur yang terperangkap pada jenis ovistrip dari kertas saring (kontrol) (p= 0,101 dan 95% interval kepercayaan = - 756,70 - [64,03]).
Rerata jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap pada jenis ovistrip dari kain kantong terigu tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovistrip dari kain tetron warna merah (p=0,626 dan 95% interval kepercayaan - 534,35 - 223,02), dan tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah telur Aedes yang terperangkap pada ovistrip dari kertas saring (kontrol) (p=0,773 dan 95% interval kepercayaan- 268,05-627,05).
Rerata jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap pada jenis ovistrip dari kain tetron warna merah tidak berbeda secara signifikan dengan jumlah telur yang terperangkap pada ovistrip dari kertas saring (kontrol) (p=0,120 dan 95% interval kepercayaan -86,18 - 756,51).

PEMBAHASAN
Jumlah telur nyamuk dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa satu ekor nyamuk dapat mengeluarkan telur dalam ± 100 butir(12), dalam penelitian ini dalam 480 ekor nyamuk menurut jumlah telur yang terperangkap adalah 17.546 butir telur, berarti setiap nyamuk hanya bertelur ± 37 butir telur. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang antara lain adalah perilaku nyamuk yang menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan antara 3 – 4 hari (gonotropic cycle)(7) dan kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple bites) ini tidak terpenuhi, karena penelitian ini menggunakan nyamuk Ae. aegypti grafid yang hanya sekali menghisap darah dan sekali dalam siklus gonotropik.(7)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh berbagai jenis bahan media tempat bertelur (ovistrip) terhadap jumlah telur Aedes yang terperangkap. Telur yang terperangkap dihitung, total keseluruhan 17.546 butir telur, berdasarkan berbagai jenis bahan ovistrip dalam menangkap telur Aedes yang paling banyak adalah bahan dari kain warna merah 6145 butir (35,0%), bahan kain kantong terigu 5211 butir (29,7%), bahan dari kertas saring 4134 butir (23,6%) dan bahan dari karet ban 2056 butir (11,7%).
Secara deskriptif rata-rata jumlah telur Aedes yang terperangkap menurut berbagai jenis bahan media untuk bertelur (ovistrip) adalah ovistrip dari karet ban warna merah berkisar antara 280 sampai 474 butir telur, dengan rerata 342,67 butir dan standar deviasi 77,226 butir, kain kantong terigu berkisar antara 625 sampai 1190 butir, dengan rerata 868,50 butir dan standar deviasi 224,236 butir, ovistrip dari kain tetron warna merah berkisar antara 975 sampai 1058 butir telur, dengan rerata 1024,17 butir dan standar deviasi 37,573 butir, ovistrip dari kertas saring berkisar antara 335 sampai 897 butir telur, dengan rerata 689,00 butir dan standar deviasi 248,875 butir dan secara keseluruhan jumlah telur Aedes yang terperangkap berkisar antara 280 butir sampai 1190 butir, dengan rerata 731,0833 butir dan standar deviasi 305,20840 butir telur.
Banyaknya telur Ae. aegypti yang terperangkap pada ovitrap dengan jenis bahan ovistrip dari kain tetron warna merah menunjukkan daya tarik yang kuat dari pada bahan ovistrip yang terbuat dari kain kantong terigu, kertas saring dan karet ban warna merah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang antara lain nyamuk Ae. aegypti lebih tertarik untuk hinggap dan bertelur pada media untuk bertelur (ovistrip) dengan warna merah, dan ini sejalan dengan ovitrap standar dari WHO yaitu bejana atau tabung berwarna hitam dengan ovistrip dari kertas saring warna merah.(3) Minimnya jumlah telur Aedes yang terperangkap pada ovitrap dengan jenis bahan dari karet ban warna merah dalam penelitian ini di bandingkan dengan jenis bahan ovistrip dari kain tetron warna merah, kain kantong terigu, dan kertas saring dimungkinkan bahan tersebut kurang diminati atau mempunyai daya tarik yang lemah terhadap perilaku nyamuk Ae. aegypti untuk hinggap dan bertelur. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan jumlah telur Ae. aegypti paling banyak ditemukan pada ban bekas dibandingkan bagian lain yang dimungkinkan berwarna gelap dan permukaanya kasar dibanding wadah perindukan lain. (10)

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Rerata telur Ae. aegypti yang terperangkap adalah : ovistrip karet ban warna merah sebanyak 342,67 butir, ovistrip kain kantong terigu sebanyak 868,50 butir, dan ovistrip kain tetron warna merah sebanyak 1024,17 butir telur. Jumlah rerata keseluruhan adalah 731,08 butir telur.
2. Rerata jumlah telur Ae. aegypty yang terperangkap pada kelompok kontrol adalah 689,00 butir telur.
3. Ada pengaruh yang bermakna dari berbagai jenis bahan media bertelur (ovistrip) terhadap jumlah telur Ae. aegypti yang terperangkap (P = 0,001).
Saran
Bagi Instansi terkait (DKK, Puskesmas, Pelaksana P2M) agar lebih banyak melakukan promosi tentang ovitrap yang selain murah juga mudah mendapatkan bahan ovistrip tanpa harus menggunakan kertas saring yang agak susah mencarinya. Dan bagi masyarakat agar dapat membuat dan menggunakan ovitrap sebagai sarana pencegahan penyakit DBD dengan pertimbangan jenis bahan yang paling efektif.

DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes. Kes. Dit. Jen. P2M-PL. Prosedur Tetap Penanggulangan KLB & Bencana. Depkes RI. 2007.
2. Din. Kes. OVITRAP (Perangkap Telur Aedes aegypti) Dinas Kesehatan Gorontalo. 2007. bmg.go.id 15 Mei 2008.
3. M. Hasyimi, Enny W. Lestarl, Supratman.S. Kesenangan bertelur Aedes sp Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 1992.
4. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeto Bandung. 2006.
5. Jonathan Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Graha Ilmu Yogyakarta. 2006.
6. Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 14. Salemba Infotek. Jakarta. 2006.
7. Soegijanto, Soegeng. Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga University Press. 2004.
8. Dep. Kes. RI. Pengembangan System Informasi Penanggulangan Masalah Kesehatan PPMK. Depkes RI. 2004.
9. Fay, R.W., Eliason, D.A. A Preferred oviposition site as a surveillance method for Aedes aegypti. Mosq. 1966. News 26, 531–535.
10. Soleha Sungkar, Hoedojo, S. Djakaria, Sumedi, Is Suhariah Ismid. The Influence of Water Container on The Density and Development of Aedes aegypti Larvae. Majalah Kedokteran Indonesia. 1994. vol 44, 4 : 218 – 223.
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Ibu Ratih Sari Wardani S.Si, M.Kes selaku pembimbing I
2. Bapak Sayono, SKM, M.Kes selaku pembimbing II
3. Bapak dr. H. Margo Utomo, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Semua dosen FKM yang telah memberikan bekal ilmu selama perkuliahan.
5. Bapak dan ibu tercinta yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dukungan baik moril maupun meteril yang tak ternilai harganya.
6. Kakak dan Adik tercinta ( mas Hartoyo Toy X, dik Rubiyanto Roy X ) yang selalu aku sayangi dan juga telah memberikan semangat kepada penulis.
7. Teman-teman yang membantu dalam penelitian, penulis ucapkan banyak terima kasih.
8. Teman-teman senasib, seperjuangan dan seangkatan yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini: Blegux Sigit, Bongkrek Adit, Gentong Dani, Gasul Yogo.

Selasa, 10 Maret 2009

Tommy tommacho

Nama ini sebenarnya karena saya susah cari nama untuk terkenal